Skripsi Saia : The Comparative Analysis of Purchasing Intention Levels through Internet Media (Online Shopping) Based on Types of Consumers’ Lifestyle



Share

ABSTARCT

Elfina xxxxxx, 110xxxxxx, The Comparative Analysis of Purchasing Intention Levels through Internet Media (Online Shopping) Based on Types of Consumers’ Lifestyle, Thesis, Faculty of Psychology of Airlangga University Surabaya, 2009.

xxi+109 pages, 7 appendices

This study aims to investigate the difference of consumers’ intention to do online shopping in relation to their lifestyle, as well as to know the lifestyle characteristic of potential consumers in an online sales system. The concept of lifestyle used in this research is based on the theory of Activities, Interest and Opinion (AIO inventory), while Fishbein and Ajzen Theory of Planned Behavior is employed to measure the purchasing intention level among consumers.

The participants in this research are internet users who have access to internet minimum 3 times or 10 hours per week. With accidental sampling methods, 100 people are collected through a lifestyle questionnaire (consists of 48 items) and purchasing intention questionnaire (consists 0f 36 items). Data are then analysis using a set of statistical procedures, including factor analysis, cluster analysis, ANOVA test and cross tabulation (Crosstabs).

The result categories4 types of lifestyle, namely, ordinary minded, fashionable minded, social minded, and working minded. The ANOVA test result F calculated of 2.954 and F table of 2.699 for 5% of significant level (F calculated > F table). This score indicate that there are differences in consumers’ intention in doing online shopping in relation to their lifestyle. In more specific, people under the cluster of fashionable minded are likely to do more online shopping than other clusters.


Keywords : Consumer Lifestyle, Purchasing Intention, AIO Inventory, Theory of Planned Behavior, Online Shopping.

Bibliography, 37 (1989-2009)


-------

Sedikit ringkasan mengenai hasil penelitian saia untuk memenuhi syarat kelulusan...dan akhirnya...Alhamdullillah lulus juga...

Kalo ada yang berminat untuk bertanya, diskusi, bertukar pikiran mengenai topik penelitian saia *karena penelitian saia juga masih banayk kekurangan...bisa hubungi via email di felinophobia@gmail.com


Indahnya Raja Ampat Island *kapan ya bisa mampir??



Share













Menyadur artikel dari SINI terkagum-kagum melihat sang RAJA AMPAT dan di SINI JUGA ada juga yg DISINI

Raja Ampat lies hidden in a remote corner of the sea, surrounded by the world’s most-complicated island geography. It’s a coral universe with enormous currents and tides bathing the reefs in an endless plankton stew. The combination of an infinite range of habitat and rich currents has produced an undersea wilderness dripping in biodiversity. A true Last Place on Earth “ - David Doubilet and Jen Hayes

Kabupaten Raja Ampat adalah salah satu kabupaten di provinsi Papua Barat, Indonesia. Ibukota kabupaten ini terletak di Waisai. Kepulauan Raja Ampat yang terletak di bagian barat-laut Propinsi Papua memiliki luas areal daratan dan laut sekitar 9,8 juta acre. Melihat posisinya di kawasan segitiga terumbu karang, yang tepat pada pusat keragaman terumbu karang dunia, maka laut di Kepulauan Raja Ampat diindikasikan sebagai kawasan yang paling kaya keragaman hayatinya di dunia.

Kumpulan terumbu karang yang luas dan kaya ini membuktikkan bahwa terumbu karang di kepulauan ini mampu bertahan terhadap ancaman-ancaman seperti pemutihan karang dan penyakit, dua jenis ancaman yang kini sangat membahayakan kelangsungan hidup terumbu karang di seluruh dunia. Kuatnya arus samudra di Raja Ampat memegang peran penting dalam menyebarkan larva karang dan ikan melewati samudra Hindia dan Pasifik ke ekosistem karang lainnya. Kemampuan tersebut didukung oleh keragaman dan tingkat ketahanannya menjadikan kawasan ini prioritas utama untuk dilindungi.

Pada tahun 2002, The Nature Conservancy (TNC) dan para mitra lainnya mengadakan suatu penelitian ilmiah untuk memperoleh data dan informasi tentang ekosistem laut, daerah bakau dan hutan Kepulauan Raja Ampat. Survei ini menunjukkan bahwa terdapat sejumlah 537 jenis karang, yang sungguh menakjubkan karena mewakili sekitar 75% jenis karang yang ada di dunia. Ditemukan pula 828 jenis ikan dan diperkirakan jumlah keseluruhan jenis ikan di daerah ini 1.074. Di darat, penelitian ini menemukan berbagai tumbuhan hutan, tumbuhan endemik dan jarang, tumbuhan di batuan kapur serta pantai peneluran ribuan penyu.

Kegiatan manusia di kepulauan ini belum memperlihatkan dampak negatif yang berarti dibandingkan dengan kawasan terumbu karang di tempat lainnya di Indonesia, namun ancaman-ancaman karena praktek-praktek yang tidak ramah lingkungan seperti penggunaan bom, racun (sianida), pengambilan telur penyu dan penebangan hutan yang tidak memperhatikan aspek-aspek kelestarian diperkirakan akan mengganggu keutuhan ekosistem yang ada. Pemerintah Indonesia baru saja menetapkan kawasan Raja Ampat sebagai kabupaten baru yang mandiri, yang merupakan kesempatan besar bagi masyarakat setempat untuk mengelola sumberdaya alam Raja Ampat untuk masa depan kehidupan mereka.




Pemerintahan baru ini juga menawarkan peluang untuk turut mempertimbangkan aspek pelestarian alam dalam perencanaan tata ruang kabupaten baru.
Raja Ampat tersusun atas empat pulau besar, yaitu Waigeo, Batanta, Salawati dan Misool serta ratusan pulau kecil. Kepulauan ini merupakan bagian dari bentangan laut daerah Kepala Burung yang termasuk pula kawasan Teluk Cenderawasih, yaitu taman nasional laut terbesar di Indonesia.

Post Traumatic Stress Disorder (PTSD)



Share

Definisi:
Gangguan Stress Pasca Trauma (Post Traumatic Stress Disorder) adalah reaksi maladaptif yang berkelanjutan terhadap suatu pengalaman traumatis. Pengalaman traumatis ini merupakan pengalaman luar biasa yang mencekam, mengerikan, dan mengancam jiwa seseorang, seperti peperangan, korban perkosaan, keorban kecelakaan hebat dan orang-orang yang telah menjadi saksi dari hancurnya rumah-rumah dan lingkungan hidup mereka oleh bencana alam, atau oleh bencana teknologis seperti tabrakan kereta api atau kecelakaan pesawat, dsb.
Gangguan Stress Pasca Trauma ini kemungkinan berlangsung berbulan-bulan, bertahun-tahun atau sampai beberapa dekade dan mungkin baru muncul setelah beberapa bulan atau tahun setelah adanya pemaparan terhadap peristiwa traumatis. Individu akan didiagnosa mengalami PTSD bila setelah periode yang cukup panjang, ia tak mampu kembali ke fungsinya yang semula, dan terus dicekam oleh pengalaman-pengalaman mengganggu
Kerentanan terjadinta Post Traumatic Stress Disorder pada individu sangat tergantung pada beberapa faktor seperti resiliensi dan kerentanan terhadap efek trauma, riwayat penganiayaan seksual masa anak-anak, keparahan trauma, derajat pemaparan, ketersediaan dukungan sosial, penggunaan respon coping aktif dalam menghadapi stresor traumatis, dan perasaan malu. Dalam kaitannya dengan gender, perempuan lebih banyak mengembangkan PTSD sebagai respon terhadap trauma meskipun pria juga sering dihadapkan pada pengalaman traumatis.

Symptom:
Symtomps yang muncul pada Post Traumatic Stress disorder meliputi:
1.Ingatan atau bayangan mencengkeram tentang trauma, atau merasa seperti kejadian terjadi kembali ("Flashbacks")
2.Respon-respon fisik seperti dada berdebar, munculnya keringat dingin, lemas tubuh atau sesak nafas saat teringat atau berada dalam situasi yang mengingatkan pada kejadian
3.Kewaspadaan berlebih, kebutuhan besar untuk menjaga dan melindungi diri
4.Mudah terbangkitkan ingatannya bila ada stimulus atau rangsang yang berasosiasi dengan trauma (lokasi, kemiripan fisik atau suasana, suara dan bau, dan sebagainya).
Pada beberapa orang dapat terjadi:
1.Mimpi buruk, gangguan tidur
2.Gangguan makan: mual dan muntah, kesulitan makan, atau justru kebutuhan sangat meningkat untuk mengkonsumsi makanan
3.Ketakutan, merasa kembali berada dalam bahaya
4.Kesulitan mengendalikan emosi atau perasaan, misalnya menjadi sensitif, cepat marah, tidak sabar
5.Kesulitan untuk berkonsentrasi atau berpikir jernih.

Barangkali intensitasnya saja yang berbeda-beda antara satu orang dengan yang lain: ada yang menjadi waspada dan takut sangat berlebihan, sehingga bahkan keluar rumah pun tidak bersedia, ada pula yang meski cemas tetap dapat menjalani kehidupannya dengan baik. Ada yang mampu cepat keluar dari trauma, ada pula yang memerlukan waktu lebih lama.

Symtomps PTSD berdasarkan PPDGJ III sebagai berikut:
Diagnosis baru bisa ditegakkan apabila gangguan stres pasca trauma ini timbul dalam kurun waktu 6 bulan setelah kejadian traumatik berat. Gejala yang harus muncul sebagai bukti tambahan selain trauma bahwa seseorang telah mengali gangguan ini adalah:
1.individu tersebut mengalami mimpi-mimpi atau bayang-bayang dari kejadian traumatik tersebut secara berulang-ulang kemabali (flashback)
2.Muncul gangguan otonomik, gangguan afek dan kelainan tingkah laku, gejala ini mungkin saja mewarnai hasil diagnosis akan tetapi sifatnya tidak khas.

Etiology:
1.Etiologi Psikoanalisis
Bisa disebabkan pengalaman masa lalu yang tanpa disadari individu telah membuat individu menjadi trauma dan cemas berlebihan. Dengan kata lain, ada konflik – konflik tak sadar yang tetap tinggal tersembunyi dan merembes ke syaraf kesadaran.
2.Etiologi Kognitif
Adanya cara berpikir yang terdistorsi dan disfungsional, bisa meliputi beberapa hal seperti : prediksi berlebihan terhadap rasa takut, keyakinan yang self – defeating atau irasional, sensitiviras berlebihan terhadap ancaman, sensitivitas kecemasan, salah mengatribusikan sinyal – sinyal tubuh,serta self – efficacy yang rendah
3.Etiologi berdasarkan pendekatan behavioral
Etiologi terjadinya PTSD dapat dijelaskan dengan menggunakan pendekatan behavioral dengan kerangka pikir conditioning. Dalam perspektif classical Conditioning, pengalaman traumatis berfungsi sebagai stimulus tak terkondisi yang dipasangkan dengan stimulus netral seperti sesuatu yang dilihat, suara, dan bau yang diasosiasikan dengan gambaran trauma. Pemaparan terhadap stimuli yang sama atau hampir sama memunculkan kecemasan yang diasosiasikan dengan PTSD

Terapi:
1.Terapi behavior lewat proses khusus yang melibatkan pengandaian mental dari peristiwa yang memicu traumatik dan disandingkan dengan terapi relaksasi. Dengan teknik ini, penderita akan menanggulangi rasa takutnya pada pemicu trauma.
2.Terapi kognitif untuk menghadapi efek peristiwa penyebab trauma. Terapi dengan cara si penderita bercerita bisa membantu penderita mengurangi kenangan buruk masa silam.
3.Terapi psikodinamik dengan memaparkan kembali penderita terhadap peristiwa traumatik namun dengan lingkungan yang lebih mendukung. Dengan terapi ini, penderita akan memahami perasaan sadar dan tak sadar terhadap peristiwa yang mempengaruhinya tersebut dan belajar menerima kondisi.
4.Terapi medis dengan pemberian obat penenang atau obat anti depresann dapat membantu untuk mengobati gangguan-gangguan kecemasan lainnya. Namun masalah potensial dengan terapi obat adalah bahwa pasien kemungkian menganggap perbaikan klinis yang terajadi disebabkan oleh obat dan bukan karena mereka sendiri. Obat tidak mampe memberikan efek kesembuhan secara total karena terapi obat hanya mengobati gejal bukan inti dari masalah trauma itu sendiri.
5.Untuk mengatasi PTSD, kata Tjhin dalam harian republika tertanggal 6 Februari, metode prolonged exposure therapy adalah salah satu metode perawatan psikoterapi yang dapat membantu pasien menghadapi situasi yang ditakuti secara aman dan sistematis. Dalam terapi ini, lanjut dia, pasien akan diarahkan untuk menceritakan peristiwa traumatik yang dialaminya. Pasien juga diarahkan untuk mengenali bagian-bagian paling menakutkan dalam peristiwa itu. `'Tujuannya, untuk melatih otak agar otak tidak sensitif lagi pada peristiwa tersebut,'' jelas Tjhin. Melalui terapi ini pasien akan diarahkan untuk mendukung, memperkuat, dan memperbarui mekanisme adaptasi. `'Psikiater akan membantu untuk meredakan perasaan bersalah, marah, sedih, depresi, cemas, dan mengurangi problem mental yang ada,'' cetusnya. Selain itu, lanjut Tjhin, upaya lain adalah menghindarkan pasien dari pikiran-pikiran, perasaan, orang, tempat, atau apa pun yang dapat membangkitkan ingatan akan peristiwa traumatik yang pernah dialami.
6.Ahli juga bersepakat, penderita trauma juga sebaiknya menghindari makanan/minuman pemicu PTSD seperti kafein (kopi, coklat, teh hitam, dan kola) dan alkohol.
7.Mempertahankan kadar gula darah untuk menyeimbangkan mood.
8.Banyak menkonsumsi buah, sayuran, dan protein dari sayuran seperti kacang-kacangan, serta ikan.

Pendapat lain mengenai cara menghilangkan atau terapi pada klien dengan PTSD adalah sebagai berikut:
1.Mengenali dulu apa yang menjadi penyebab gangguan itu, sebab tidak sama dalam setiap kasus.
2.Kembali lagi pada peristiwa saat itu, dan mengeluarkan emosi yang seharusnya dia keluarkan saat itu. Tentunya dengan bantuan seorang ahli terapi dia mengunjungi kembali saat itu dan mengeluarkan perasaannya yaitu perasaan takut, marah, diekspresikan semua.
3.Setelah itu baru masuk ke yang disebut di dalam ilmu terapi ke arah yang bersifat kognitif. Yaitu penyembuhan kognitif artinya dia akan diajar atau mulai belajar melihat hidup ini atau situasi ini dengan kaca mata yang berbeda.

Orang yang mengalami gangguan stres pasca trauma ini biasanya menempatkan dirinya sebagai orang yang tak berdaya, nah ini yang perlu disampaikan kepada mereka "TIDAK!" engkau sekarang berdaya, engkau tidaklah setidak berdaya pada waktu engkau masih kecil. Jadi harus dilawan dan diberikan prespektif yang lebih luas.

69%

This quiz was provided by Match Special
Free Online Dating

Artikel Top

Widget edited by Anang

Pengunjung

Kunjungi Juga

Top Comment

Widget by Mxyzplk Distributed by Blogging - SEO Tricks

Personality

Click to view my Personality Profile page

Jejakmu


ShoutMix chat widget

IP Adress

IP

Page Rank

powered by PRBbutton

YM yuk...

Visitor

free counters